He’s My Boyfriend (oneshoot)
hehe.. baru sekarang aku berani publish FF di blog.. ini pairingnya SeoKyu.. Sekali lagi, ini pairingnya SeoKyu! Yang gak suka gak usah baca! Happy reading and No bashing! And keep RCL.. kamsahamnida *bow*
Author : “Chaesi”
Main cast : Seo Joohyun ;
Cho Kyuhyun
Other cast : Jung Yonghwa ;
Victoria Song ;
Im Yoona ;
Tiffany Hwang ;
Kwon Yuri ;
Rated : General
Genre : happy, funny, romance (?)
_Author POV_
Seohyun kini tengah berjalan beriringan bersama tiga orang sahabatnya melewati koridor dekat kelasnya. Seketika matanya menangkap sesosok namja berkacamata bulat tengah membaca buku di bangku taman, berpakaian rapi-dengan kemeja yang dimasukkan ke dalam celana panjang hitamnya. Tak lupa, ia mengaitkan kancing pada kemeja bagian atasnya. “Ih! Mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengan seorang namja culun seperti dia?” Seohyun bergidik ngeri, diikuti anggukan kepala dari ketiga sahabatnya.
***
“Kalian ini! Ayolah, cepatlah sedikit!” perintah Seohyun yang sudah berjalan mendahului ketiga sahabatnya menuju tangga. Karena sibuk memberi perintah, ia tak memperhatikan anak tangga yang tengah dititinya.
“Aww!” Seohyun terkejut mendapati sweater putihnya kini telah berubah warna menjadi merah. Ia memelototi namja yang tengah berada di depannya kini.
“Dasar babo namja! Kau ini punya mata tidak sih?! Jalan itu pakai mata!” Seohyun terus memaki-maki namja yang kini hanya tertunduk itu.
Sementara Seohyun masih sibuk memaki-makinya, namja itu tengah sibuk mengusap pipinya yang basah. “Otteokeh? Dia menangis?” Yuri berbisik.
Seohyun segera menghentikan makiannya, ketika ia melihat seorang yeoja yang tengah menuju ke arahnya dengan tatapan sinis. “Ayo Kyuhyun! Kita pergi!” ajak yeoja itu seraya menarik tangan Kyuhyun.
“Tunggu, buku-buku Kyuhyun masih berserakan, lagipula anak tangganya juga kotor. Kyuhyun bersihin dulu, ya?” namja itu berkata polos sekali, membuat Seohyun dan ketiga sahabatnya melongo. “Sudahlah Kyuhyun, kau tak perlu membersihkannya, biarkan mereka saja yang membersihkannya. Kajja!” yeoja itu menarik tangan Kyuhyun sekali lagi dengan paksa.
“Ayo kita tinggalkan tempat ini!” Seohyun segera berbalik arah menuju bawah. Namun mungkin hari ini adalah hari tersial dalam hidupnya. Ketika berbalik, petugas kebersihan tengah berkacak pinggang. “Kalian berempat, sekarang juga bersihkan tempat ini!” perintahnya galak. Empat sekawan itu menelan ludah, mereka berempat tak bisa mengelak lagi kini.
***
“Selamat pagi semua!” sapa guru dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu. Semua murid menjawab dengan malas. “Pagi Buuuuuu!” jawab mereka serempak.
“Kali ini Ibu ingin agar kalian melakukan penelitian di Gunung Seorak!” serunya bersemangat. Sebagian murid mulai mengalihkan perhatian pada guru bengis satu itu. “Dan untuk masalah kelompok, Ibu akan tentukan secara acak sekarang juga. Satu kelompok dua orang,” lanjutnya.
Hati Seohyun berdebar, untuk masalah penelitian-penelitian seperti itu, ia memang paling tidak bisa diandalkan. Membayangkannya saja sudah membuat perutnya mulas. “Uh, aku ingin berpasangan dengan salah satu sahabatku itu!” batinnya.
Empat sekawan itu kini saling melirik, mereka berharap akan mendapat pasangan dengan salah satu dari sahabat mereka.
“Yoona dengan ... Donghae!” seru guru itu setelah membuka buntalan kertas untuk menentukan pasangan kelompok tadi.
“Jessica dengan ... Yesung!” serunya masih bersemangat.
“Tiffany dengan ... Yuri!” lanjutnya lagi.
Begitulah seterusnya. Seohyun segera memanyunkan mulutnya saat mendengar namanya disebut paling akhir.
“Seohyun dengan ... Kyuhyun!” serunya puas. Seohyun terlonjak kaget, ia segera menatap ketiga sahabatnya yang juga terkejut setengah mati. Sementara itu seorang namja tengah mengepalkan tangan kanannya, bersiap untuk memukul meja di depannya. Seohyun sendiri bergidik ngeri melihatnya. Sementara itu, murid-murid lainnya tengah berbisik-bisik. Seohyun tahu, pasti mereka tengah membicarakan dirinya. Sementara Kyuhyun, dengan pedenya ia terus menerus menyunggingkan senyum. Tanpa ada rasa malu sedikitpun.
***
Seohyun tengah mengunyah makanannya dengan kasar bersama ketiga sahabatnya di kantin ketika Kyuhyun tengah mendekati mereka kini. Keempat sekawan itu memandang Kyuhyun sinis dan merasa terganggu oleh kedatangannya.
“A.. Annyeong?” sapanya setelah membetulkan letak kacamatanya.
Seohyun dan sahabat-sahabatnya masih berpose seperti tadi, sampai Tiffany yang segera membalas sapaan Kyuhyun. “Ah~ Annyeong,”
“Eumm~ Seohyun-ssi, apa kita bisa berbicara sebentar?” tanyanya takut-takut.
“A.. Apa? Tapi aku sedang makan. Eumm~ sepertinya aku tak bisa.” Ucap Seohyun santai dan tanpa merasa bersalah.
“Kyuhyun hanya ingin meminta nomor telepon Seohyun, boleh?” tanyanya polos, lebih polos dari anak kecil yang berumur lima tahun.
Tiba-tiba...
BUKKKKK!!! Sebuah pukulan kasar mendarat di pipi Kyuhyun. Dari sudut bibirnya, cairan merah itu kini mengucur deras. Seohyun dan ketiga sahabatnya terperangah kaget.
“Kau ini apa-apaan, hah?! Apakah kau tak tau kalau aku ini namjachingunya?!” namja itu terus memaki-maki Kyuhyun yang kini tengah menunduk. “Mianhae,” ucapnya lirih di sela isakan tangisnya.
“Yonghwa-ah! Sudah hentikan! Aku tak mau ada keributan di sini. Dan kau Kyuhyun, cepat pergi dari sini. Aku tak mau memberikan nomor teleponku untukmu!” seru Seohyun menahan malu karena kini sudah banyak orang-orang yang memperhatikan mereka.
“Sabar…” ucap Yuri sambil mengelus pundak Seohyun. Seohyun hanya mendengus kesal.
***
Perjalanan ke Gunung Seorak
“Kyuhyun-ah! Jangan mengekori aku terus! Aku malu! Sudah, menjauh dariku!” Seohyun menghembuskan napas kesalnya beberapa kali.
Kyuhyun membetulkan letak kacamatanya, “Tapi kita kan pasangan Seohyun-ssi,” timpal Kyuhyun lirih.
“Andwe! Aku ingin berjalan sendiri” seru Seohyun yang lagi-lagi mengundang perhatian banyak orang di sekeliling mereka.
“Ne,” jawab Kyuhyun dengan kepala menunduk sambil meremas-remas kedua tangannya yang berkeringat.
Seohyun segera berjalan gontai mendahului Kyuhyun yang masih menunduk.
Dengan mata setengah terpejam dan tenggorokan yang kering, Seohyun kembali berjalan gontai.
Kyuhyun masih terus memainkan kedua tangannya yang basah karena berkeringat, sambil sesekali membetulkan letak (tali di baju *apaan namanya?)
Tiba-tiba...
BUKK.. Seohyun jatuh terduduk. Ia terkulai lemah di tanah. Kyuhyun yang melihatnya segera berlari ke arahnya. “Seohyun-ssi? Seohyun kenapa?” tanyanya sambil merengkuh kedua bahu Seohyun. Dengan mata yang masih berkunang-kunang Seohyun berkata lirih, “Air...”
“Air? Ne, Kyuhyun bawa!” Kyuhyun segera mengeluarkan botol air minum yang ia simpan di samping kanan dan kiri tas punggungnya. “Ini, minumlah,” tawarnya lagi seraya membukakan tutup botol lalu membantu Seohyun untuk minum.
“Aku lelah...” Seohyun masih berkata lirih.
“Eumm~ kalau begitu bagaimana kalau Seohyun pulang saja? Biar aku telfon sopirmu untuk menjemputmu di sini. Arraseo?” Kyuhyun menawarkan bantuannya pada Seohyun.
“Andwe. Aku masih kuat,” Seohyun bersikeras tidak ingin pulang.
“Tapi...” Kyuhyun nampak ragu. “Kajja!” Kyuhyun segera berjongkok di depan Seohyun. Seohyun bingung dibuatnya. “Wae?”
“Naiklah, Kyuhyun akan menggendongmu.” Tawar Kyuhyun.
“Mwoya?! Aku tak mau!” Seohyun membuang muka. “Aku bisa berjalan sendiri!” lanjutnya kemudian segera berdiri, namun ia kembali jatuh terduduk.
“Tuh kan, apa Kyuhyun bilang? Ayo naiklah ke punggung Kyuhyun,” Kyuhyun kembali menawarkan.
Dengan sangat terpaksa dan berat hati, Seohyun akhirnya naik ke punggung Kyuhyun. “Seohyun sudah siap?” tanyanya. “Ne, cepatlah!” perintah Seohyun tak sabar, ia malu karena mereka berdua sudah menjadi perhatian banyak orang.
“Baiklah,” jawab Kyuhyun polos lalu kembali berjalan mendaki gunung.
Seohyun selalu menundukkan kepala ketika mereka berpapasan dengan orang-orang yang berjalan turun gunung.
Mereka berdua hampir sampai di tempat berkumpul teman-teman mereka yang lain.
“Mwo?! Apa aku tak salah lihat?!” Yuri berseru keras.
“Apa?” Yoona dan Tiffany menghampiri Yuri, dan segera mengikuti arah pandangan Yuri. Mereka bertiga semakin menyipitkan mata mereka untuk melihat siapa yeoja yang tengah Kyuhyun gendong.
“Aku tak rabun, kan?” ujar Yoona.
“Aku tak mimpi kan?” Tiffany menimpali. Kemudian Yuri segera menjitak kepala mereka berdua, “Tidak, babo!”
Sementara itu, dari balik pohon besar, seorang namja tengah mengawasi Seohyun dan Kyuhyun dengan pandangan yang amat sengit.
***
_Author POV end_
_Seohyun POV_
Omo?! Lihat! Siapa itu? Mereka bertiga! “Ah, Kyuhyun! Lepaskan aku! Cepat!”
“Tapi...” Kyuhyun menggantungkan kata-katanya.
“Sudah cepat!” perintahku lagi.
“Ne,” jawab Kyuhyun seraya kembali berjongkok untuk menurunkanku.
Seketika wajahku bersemu merah. Aku segera menuju ke tempat mereka, dan kini mulut mereka telah menganga. Mungkin mereka shock melihat Kyuhyun yang menggendongku tadi.
Aku diam mematung di depan mereka yang kini tengah memperhatikanku. Aku tetap diam. Menunjukkan gelagat tidak suka diperlakukan seperti itu. Yoona yang pertama kali sadar, lalu ia segera mengalihkan pembicaraan, “Kajja, kita makan!” ajak Yoona sembari menarik tanganku. Tiffany dan Yuri segera bergerak mengikuti.
Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, ‘Mana Kyuhyun?’ batinku. Cemas.
***
Sudah sekitar sepuluh menit aku menunggu di tepi hutan untuk menunggu Kyuhyun. Namun makhluk aneh satu itu sampai sekarang belum juga datang menghampiriku. Aku mulai cemas, “Ck!” decakku kesal sekaligus khawatir. Setelah menimbang-nimbang sejenak, aku putuskan untuk berjalan pelan mengamati obyek yang menjadi tugas penelitian kami. Belum sampai lima langkah aku berjalan, dari arah belakang kurasakan seseorang menggenggam tanganku. Sontak aku pun terkejut, “Kyaaaaaaa! Siapa kau?!” tanyaku sambil memukul-mukulkan buku ke arahnya. “Seohyun-sshi, aku Kyuhyun. Mianhae aku telat, jeongmal mianhae,” ucapnya sambil menunduk.
Aku segera tersadar akan kelakuanku. “Ah, kau. Oiya! Kau ke mana saja?! Aku sudah menunggumu lama di sini! Tapi kau tak kunjung datang! Kita sudah tertinggal jauh oleh rombongan! Dasar, babo namja!” aku terus memaki-makinya.
***
_Seohyun POV end_
_Author POV_
Seperti sebuah pedang yang ditusukkan ke arah hatinya, itulah yang dirasakan Kyuhyun kini. Ia memang tipe namja yang sensitif akan hal-hal seperti itu. Dan sayangnya, Seohyun tak mengetahui hal itu. Sedikitpun tidak.
***
_Author POV end_
_Seohyun POV_
Tanpa terasa, Kyuhyun kini menitikkan air mata. “Mwo?” aku terkejut melihat namja di depanku menangis, ‘Otteokeh? Dia menangis?’ pikirku bingung.
Kyuhyun tampak sibuk mengusap buliran air mata yang kini dengan deras tengah membasahi pipinya. Dengan hati-hati, aku mendekatkan diri padanya, “Mianhae,” ucapku lirih seraya mengulurkan tanganku ke arahnya. Mungkin ini adalah permintaan maaf pertamaku untuk seorang namja. Dari dulu, aku yang sering disakiti oleh seorang namja. Dan namja itulah yang pertama meminta maaf kepadaku, walaupun mungkin semua permintaan maaf itu tak pernah tulus.
Kyuhyun tak merespon uluran tanganku, namun ia hanya mengangguk lemah. Aku kembali menarik tanganku dari hadapannya. Setelah itu, keheningan melanda kami berdua. Sampai Kyuhyun mengajakku untuk segera melakukan penelitian, “Kajja,” lirihnya sambil berjalan ke arah hutan. Aku pun segera mengikutinya.
Kyuhyun nampak sangat asyik mengamati buah delima yang ada di depannya. Sesekali ia menulis di buku catatan kecilnya. Ia tampaknya marah kepadaku. Aku sendiri tak mau mengganggunya, aku takut ia akan semakin marah padaku.
15 menit telah berlalu. Selama itu pula, kami saling terdiam. Belum ada yang dapat mencairkan suasana di antara kami berdua. Akhirnya aku yang paling tak tahan dengan keheningan, segera membuka mulut.
“Ehemm~ aku ke arah sana ya?” tanyaku sembari menunjuk sebuah tanaman yang berada di depan-tak jauh dari tempat Kyuhyun berdiri.
“Ne, silahkan.” Jawabnya cuek.
‘Ternyata dia masih marah padaku, orang culun bisa seperti itu juga ya?’ batinku.
Aku menghembuskan napas kesal, lalu dengan gontainya aku melewati Kyuhyun. Tanpa semangat, aku mulai mengamati tanaman yang aku bahkan tak tahu namanya itu. “Huffft!” ?????? kesal.
Aku kembali melangkah lebih jauh, sesekali kutengok Kyuhyun. Dia masih belum beranjak dari pohon delima itu, aku mulai kesal dengan kelakuannya. “Ck! Namanya juga orang aneh!” ucapku kesal lalu membalikkan badan membelakangi Kyuhyun.
***
_Seohyun POV end_
_Author POV_
Tanpa Seohyun dan Kyuhyun sadari, kini seorang namja bergerak mendekati Kyuhyun yang masih asyik mengamati buah delima. Namja itu kemudian mendorong Kyuhyun dengan keras. “AAAAAAHHHH!” teriaknya yang segera mendapat perhatian dari Seohyun. Kyuhyun terjerembab di tanah, kacamata terlepas, dan hilang entah kemana. Kini penglihatannya jadi samar.
“Kyuhyun!” teriak Seohyun yang refleks segera berlari ke arah Kyuhyun. Ia jongkok di depan Kyuhyun. “Kau tak apa?” tanyanya. Kemudian ia mendongak, “Yong.. Yonghwa Oppa?”
“Ne. Wae? Kau terkejut?” tanya Yonghwa sinis pada Seohyun. “Kau ingin merasakan yang lebih namja culun?! Ini, kuberikan!” Yonghwa telah bersiap akan menghajar Kyuhyun. Namun Seohyun berhasil menepis tangannya.
“Oppa, aku dan Kyuhyun sedang melakukan penelitian, jadi jangan ganggu kami,” Seohyun refleks mengatakan hal itu. Setelah sadar, ia segera menutup mulutnya dengan tangan. ‘Apa yang telah kulakukan?’
“Apa? Baiklah, aku akan tinggalkan kalian berdua. Tapi, tunggu pembalasanku!” ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan Seohyun dan Kyuhyun.
Seohyun masih memandangi kepergian Yonghwa. “Seohyun-ssi, mianhae.. Jeongmal mianhae..” Kyuhyun menunduk.
Seohyun segera mengalihkan perhatiannya, “Gwencha..” ia menggantungkan kata-katanya. Namun kini mulutnya tengah menganga lebar, ia tak percaya dengan pemandangan yang kini berada di depan matanya.
Lama ia terdiam, tanpa berkedip ia terus memperhatikan Kyuhyun.
“Ka.. Kacamata Kyuhyun ke mana?” Kyuhyun sibuk meraba-raba mencari kaca matanya. Namun Seohyun tetap tak bergeming sedikitpun.
Kyuhyun menggoyangkan tangannya tepat di depan wajah Seohyun. “Ah! Wae?!” Seohyun terkejut.
“Seohyun kenapa?” tanya Kyuhyun bingung.
“A.. Aniyeo! Gwenchana,” Seohyun tampak gugup.
“Bisa kau bantu Kyuhyun mencarinya?” pinta Kyuhyun polos.
Seohyun melihat ke arah sepatunya. Kacamata itu kini berada di sana. Kyuhyun melihat, “Itu kacamata Kyuhyun!” ia bersiap mengambil kacamatanya. Namun Seohyun mencegah tangan Kyuhyun yang telah bersiap mengambil kacamatanya.
“Wae?” tanyanya bingung.
“Tunggu sebentar,” Seohyun segera melepaskan tangan Kyuhyun, ia membuka tasnya, lalu merogohnya untuk mengambil instax. Dan ‘JEPRET!’. Seohyun mengambil foto Kyuhyun.
“Ah! Apa yang Seohyun lakukan?! Kyuhyun tak suka difoto!” dengan penglihatan samar-samar, Kyuhyun segera mengambil kacamatanya, namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Seohyun. Yeoja itu kembali memperhatikan Kyuhyun.
“Wae?!” tanya Kyuhyun ketus.
“Kau harus melepaskan kacamatamu!” Seohyun menaikkan nada bicaranya kini.
“Andweee! Kyuhyun tak bisa! Kyuhyun harus memakainya! Kalau tidak Kyuhyun nanti tak bisa melihat dengan jelas,” jawabnya polos.
Seohyun memperhatikan foto yang telah diambilnya tadi. Entah kenapa, kini hatinya berdesir hebat. Ia lalu menyerahkan foto itu pada Kyuhyun.
Kyuhyun terkesiap kaget, “Siapa ini?” tanyanya dengan muka innocent. “Wajahnya sangat tampan. Kau tahu siapa ini?” lanjutnya.
Seohyun pun terkejut, “Mwo? Kau tak tahu siapa ini? Ini kau babo! Bukankah kau lebih tampan kalau tak memakai kacamata?”
“Mwo? Seohyun bilang apa tadi?” Kyuhyun terkejut. “Kyuhyun tampan?” lanjutnya.
“Ah~ anieyo, kau.. eumm.. kau hanya kelihatan sedikit.. sedikit keren,” Seohyun terlihat gugup.
“Oh, begitu ya? Kamsahamnida,” ia menganggukan kepalanya.
Kyuhyun kembali memperhatikan foto itu, “Ha~ kepalanya jadi dua!” Kyuhyun berujar polos lagi.
Seohyun melengos, “Ini, pakailah kacamatamu!” perintahnya ketus.
***
“Hemm~ sekarang siapa yang mau menulis di buku harian kita?” tanya Yoona seraya mengambil buku harian itu dari atas meja rias Seohyun.
“Kalian saja! Aku sudah!” jawab Seohyun sambil melangkah ke kamar mandi.
“Coba kulihat!” Tiffany mengambil buku itu paksa dari tangan Yoona. kemudian membolak-baliknya dengan sedikit kasar.
“Ya~ kau ini hati-hati donk,” Yoona melengos.
Tiba-tiba ‘PLUP!’ sebuah benda persegi jatuh dari salah satu lembaran buku harian itu.
“Apa ini?” Tiffany memungutnya.
Yoona ikut memperhatikan, “Ommona! Siapa ini?! Tampan sekali!”
Seohyun yang mendengar keributan segera ikut bergabung setelah menggantungkan handuk pada sisi lemarinya.
“Wae?” tanyanya.
“Seohyun.. Kau.. berselingkuh?” tanya Yuri tak percaya.
“Mana mungkin! Kalian ini ngawur saja! Mana buktinya?” Seohyun tak terima dibilang begitu.
“Ini!” Tiffany menyodorkan foto itu.
Seohyun segera merebut foto itu, “Foto siap...” ucapannya terputus. Lantas ia segera memasukkan foto itu ke dalam saku celananya. “Eh itu.. emm.. bukan siapa-siapa! Kalian tak perlu tahu! Yang jelas, aku tetap mencintai Yonghwa Oppa, aku tidak selingkuh!” ucap Seohyun ketus sembari cemberut.
Ketiga sahabatnya terdiam. Terbalut rasa curiga yang teramat besar.
***
_Author POV end_
_Seohyun POV_
Dengan berlari aku segera menemui namjachinguku, Yonghwa Oppa di atap sekolah. Jarang sekali ia memintaku untuk menemuinya di atap. Apalagi setelah sikap dinginnya padaku beberapa hari ini.
Kini aku sudah sampai di atap. Yonghwa Oppa pun segera membalikkan badannya setelah mendengar derap langkahku. Ia tersenyum. Kemudian kembali membalikkan badannya.
“Ada apa Oppa?” tanyaku sedikit takut.
“Seohyun~ aku tahu kau tak mencintaiku lagi.” Ucapnya datar.
“Si.. Siapa bilang? Aku mencintaimu, Oppa.” Jawabku kalut.
“Tapi kenapa kau berselingkuh?! Aku muak denganmu! Aku minta sekarang, tinggalkan aku! Aku tak butuh yeoja sepertimu!” ia berkata sambil menggoyang-goyangkan kedua lengan atasku. Aku terisak. Kemudian Yonghwa Oppa pergi berlalu begitu saja.
Dengan langkah gontai dan tak tentu arah, aku berjalan menuruni tangga.
“Seohyun-ssi!” panggil seseorang yang sudah tak berasa asing bagiku.
Aku terdiam. Aku bahkan tak merespon tatapannya. “Seohyun-ssi, kau kenapa?” tanya Kyuhyun lagi. Dengan tak sadar, aku segera menarik tangan Kyuhyun. Hampir saja ia terjatuh. Aku mengajaknya ke taman. Kini aku tak peduli lagi dengan semua orang yang memperhatikan kami.
Tak terasa aku menceritakan semua yang kualami bersama Yonghwa pada Kyuhyun. Kyuhyun mendengarkannya dengan penuh perhatian. Tiba-tiba kedua tangannya merengkuh kedua bahuku. Kami saling bertatapan, “Kyu.. Kyuhyun?” aku menyadarkan lamunannya.
“Ah~ mianhae,” lalu ia buru-buru melepaskan rengkuhan tangannya di bahuku. Kami pun saling terdiam lagi.
Setelah lama terdiam, aku menawari Kyuhyun. “Eumm~ Kyuhyun, bagaimana kalau nanti sore kau menemaniku jalan-jalan?”
“Mwo?!” ia segera membulatkan kedua matanya.
“Wae? Kau tak bisa?” tanyaku sedikit kecewa.
Ia nampak berpikir beberapa saat, “Baiklah, Kyuhyun mau.” Jawabnya lirih.
“Baiklah, kalau begitu pukul lima nanti kita bertemu di Angel-in-us Cafe, arraseo?” tanyaku.
“Ne, arraseo Seohyun-ssi, kalau begitu Kyuhyun pamit dulu. Dan.. untuk kelakuan Kyuhyun tadi, mianhae..” ia membungkukkan badannya empat puluh lima derajat.
“Anieyo, kau tak salah! Gomawoyo Kyuhyun-ah!” ucapku sembari melambaikan tangan ke arahnya dan tersenyum. ‘Baru kali ini, aku bisa tersenyum dengannya,’
***
“Kyuhyun! Yang ini bagus tidak?” tanyaku menggebu-gebu sehingga Kyuhyun sedikit terkejut. Aku memamerkan sebuah kaos hijau bergambar keroro pada Kyuhyun.
“Bagus.. Bagus.. Kyuhyun suka! Pasti Seohyun cantik pakai baju itu,” Kyuhyun kembali berkata polos.
Seketika wajahku bersemu merah, “Ah kau ini,” ucapku sambil mencubit kecil lengannya.
Aku kembali berkeliling butik itu. Dan Kyuhyun terus menerus mengekoriku. Aku tak malu lagi pada orang-orang yang memandang Kyuhyun dengan tatapan aneh dan mengejek.
“Kyuhyun, ayo keluar!” ajakku sambil menarik tangan kanannya. Ia hanya menurut.
***
Aku dan Kyuhyun kembali berjalan, kami melewati sebuah optik mata. Aku berpikir sejenak. “Kyuhyun, ayo ikut aku!” ajakku sambil menarik Kyuhyun masuk ke dalam optik.
Tiba-tiba Kyuhyun menghentikan langkahnya, “Untuk apa?” tanyanya.
“Sudah, ikut saja. Ayo cepat!” aku kembali menarik tangan Kyuhyun.
Sesampainya di dalam optik, aku lupa bertanya sesuatu pada namja culun itu, “Oh iya, kau minus berapa Kyu?” tanyaku.
“Eumm~ du.. dua..” jawabnya terbata-bata.
“Baiklah,” jawabku santai. Lalu segera menuju ke resepsionis.
Aku membisiki seorang pegawai yang tadi menawariku bantuan, “Tuan, aku pesan sepasang contact lens warna hitam dan ukuran minusnya 2,”
“Ne, baiklah. Tunggu sebentar,” jawab pegawai itu kemudian beranjak pergi.
“Mata Seohyun minus?” Kyuhyun mulai bertanya dengan nada yang polos lagi.
“Anieyo!” jawabku.
“Lalu, kenapa datang ke sini?” Kyuhyun sedikit membetulkan letak kacamatanya.
“Tak apa, tunggu saja nanti.” Kataku sembari tersenyum evil.
Tak berapa lama kemudian...
“Ini pesanannya,” ucap pegawai optik itu.
“Ne, bisa kau bantu memakaikannya untuk namja ini?” pintaku berbisik. pegawai itu pun mengangguk.
“Kyuhyun, lepas dong kacamatamu?” pintaku memohon.
“Mwo? Untuk apa? Nanti kepala Seohyun jadi dua lagi,”
“Gwenchana, ayolah...” pintaku terus memohon.
“Andwe!” Kyuhyun bersikeras tak mau melepas kacamatanya.
“Sebentar saja, nanti bisa kau pakai lagi. Arraseo?” aku kembali membujuknya.
“Tapi janji, sebentar saja ya?” Aku pun mengangguk pasti.
Begitu Kyuhyun melihat pegawai itu membawa contact lens, “Anieyo! Aku tak mau! Andwe! Tidak!” Kyuhyun berontak. Aku pun terpaksa memegangi tangannya. Wajahku merah menahan malu karena orang-orang sudah memperhatikan kami. Dengan paksa pegawai itu pun berhasil memakaikan contact lens pada mata Kyuhyun. Kyuhyun telihat mengerjap-ngerjapkan matanya. “Pedih,” ujarnya. “Nanti juga sembuh kok,” hibur pegawai itu.
‘Omona! Kenapa aku? Kenapa? Hatiku? Ah! Cho Kyuhyun, kau..’
Aku segera meraih cermin, “Kyuhyun, lihat ini!” Kyuhyun segera mengalihkan perhatiannya, kemudian menatap cermin.
Lama ia terdiam, ia menunduk. Kemudian tatapan beralih pada kacamata bulat yang ia letakkan di atas meja kaca optik itu. Ia kembali meraih cermin. Kemudian menatapku, “Seo.. Seohyun-ssi, ini Kyuhyun?” tanya Kyuhyun tak percaya.
“Ne, itu kau! Jadi, aku minta sekarang kau tak usah pakai kacamata bulatmu itu. Arraseo?” tanyaku.
“Tapi...” Kyuhyun masih ragu.
Aku melengos. Lalu menghembuskan mapas kesal. “Kalau begitu terserah kau sajalah!” ucapku lalu beranjak pergi keluar optik meninggalkan Kyuhyun. Namun Kyuhyun menarik tanganku, “Baiklah, Kyuhyun akan memakai contact lens ini, kamsahamnida Seohyun-ssi.” Ucapnya lalu membungkukkan badannya empat puluh lima derajat. Aku hanya mengangguk.
***
_Seohyun POV end_
_Author POV_
“Kyuhyun! Kajja kita ke sana!” ajak Seohyun sembari menunjuk sebuah butik yang menjual berbagai model pakaian untuk pria.
“Mwo? Untuk apa Seohyun-ssi? Kyuhyun tak ingin beli apa-apa,” tanya Kyuhyun bingung.
“Sudahlah, kajja!” Seohyun kembali menarik tangan namja itu. Kyuhyun hanya menurut.
Seohyun sibuk memilih baju. Seperti tadi, Kyuhyun hanya terus mengekorinya. Tidak seperti para namja lain yang sibuk melihat-lihat baju.
“Kyuhyun!” Seohyun memekik keras! Kyuhyun pun terkejut, “Eh iya! Wae?”
“Ini cocok untukmu!” kata Seohyun sembari melihatkan baju pilihannya untuk Kyuhyun.
“Tapi Kyuhyun tak suka baju seperti itu, Kyuhyun suka yang seperti ini.” Ucap Kyuhyun sambil melihatkan baju yang tengah dipakainya. Seohyun menggeleng cepat, “Tidak! Aku ingin kau memakai baju ini besok ke kampus! Harus!” Seohyun mengerucutkan bibirnya. “Tapi...” Kyuhyun ragu lagi.
“Tidak ada tapi-tapian! Kajja, cepat coba baju ini!” perintahnya ketus.
Kini Seohyun yang mengekori Kyuhyun, ia menunggu Kyuhyun di depan ruang ganti. Di tangannya, instax berwarna hitam itu telah siap ia gunakan untuk mengambil gambar yang sangat spesial menurutnya.
‘JEPRET!’ instax itu kini tengah memproses foto yang telah Seohyun ambil. Sementara itu, Kyuhyun yang merasa silau segera mengucek matanya, “Ya!~ jangan diucek! Nanti matamu bisa iritasi!” Seohyun buru-buru menghentikan Kyuhyun yang tengah mengucek matanya.
“Kenapa Seohyun mengambil foto Kyuhyun lagi? Kyuhyun kan tak suka!” kali ini Kyuhyun berkata ketus.
“Biarin! Ini hasilnya!” kata Seohyun sembari menyodorkan foto itu untuk Kyuhyun. “Bagaimana?” Seohyun meminta pendapat.
Kyuhyun memperhatikan foto itu, “Wehheee!~ Kyuhyun keren ya?” tanyanya seperti anak TK.
Seohyun melengos, namun dalam hati ia tersenyum geli. ‘Kyuhyun.. Kyuhyun..’ batin Seohyun.
***
“Janji ya, kau besok harus memakai baju itu. Dan jangan lupa, jangan pakai kacamata bulat bututmu itu!” larang Seohyun.
“Ya!~ jangan bilang butut! Itu kacamata kesayangan Kyuhyun!” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya.
“Ah, baiklah...” Seohyun menurut.
“Eumm~ Kyuhyun-ah, kau tahu tidak, kalau gayamu itu... emm.. seperti.. anak kecil?” tanya Seohyun lirih.
“Ne, Kyuhyun tah..” ucapan Kyuhyun segera dipotong oleh Seohyun.
“Ssst~ mulai sekarang, kau harus menggunakan kata ‘aku’ untuk mengganti ‘Kyuhyun’ ketika sedang bicara! Karena itu akan menambah kesan anak culun,” Seohyun kembali berkata lirih.
“Jinjja? Kalau begitu Kyuh.. eh maksudnya aku tak akan seperti itu lagi Seohyun-ssi,” Kyuhyun tersenyum.
“Ssst~ jangan bilang Seohyun-ssi! Panggilah aku Seohyun,” pinta Seohyun lagi. Kyuhyun mengangguk mantap.
“Oh iya, satu lagi. Kau tak boleh terlalu banyak menunduk. Kau harus tegap, Kyuhyun! Arraseo?” lagi-lagi Kyuhyun mengangguk mantap. “Ne, arraseo Seohyun-ssi. Eh maksudku Seohyun-ah!” Kyuhyun tergelak kemudian. ‘Tawa pertama Kyuhyun ketika aku mengenalnya sampai sekarang’ batin Seohyun lalu tersenyum kecil. Kemudian mereka berdua melanjutkan makan malam mereka.
“Ehemm.. Kyuhyun, mianhae karena aku selama ini kasar padamu,” Seohyun menunduk.
Kyuhyun melongo sesaat, namun ia segera tersenyum. “Anieyo, gwenchana. Aku yang telah banyak merepotkanmu, mianhae Seohyun-ah..” Kyuhyun kembali menunduk.
“Ya~ sudah kubilang jangan menunduk!” ucap Seohyun seraya meraih kepala Kyuhyun, lalu menegakkannya. Seohyun tak sadar akan apa yang ia lakukan, “Ah~ Kyuhyun-ah, mianhae.. aku tak sengaja,” kini Seohyun yang menunduk.
“Ya~ jangan menunduk!” Kyuhyun berujar menimpali.
Kemudian kami berdua saling bertatapan, lalu.. tergelak cukup keras.
***
“Biar aku yang bayar!” Seohyun segera mengeluarkan dompetnya. Kyuhyun melihat sebuah foto terjatuh dari dompet Seohyun. Ia memungutnya, lalu tersenyum lebar saat melihat seorang namja dan tulisan pada foto itu.
FLASHBACK ON
Seohyun tengah tersenyum riang di atas ranjangnya. Ia tak henti-hentinya memandangi foto seseorang yang ia ambil tadi siang. Entah kenapa, ia tak pernah merasa bosan. Sesekali ia terpekik riang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.00 kst.
“Kau tampan. Tapi tanpa kacamata culunmu itu! Hihi,” ia terkikik geli. Dengan sigap ia segera mengambil spidol warna pink di atas meja kecilnya. Lalu ia menuliskan sesuatu di atas foto itu, ‘Saranghaeyo ♥’
FLASHBACK OFF
Kyuhyun segera memasukkan foto itu ke dalam saku jaketnya ketika Seohyun berbalik mengajaknya pergi. “Kajja,” ajakku sembari menarik tangannya. Seohyun sedikit terkejut.
Di luar cafe, mereka berjalan beriringan. Kyuhyun bergerak mendahului Seohyun, lalu menghentikan langkahnya. “Wae?” tanya Seohyun tak mengerti.
Bukan jawaban yang Seohyun terima, namun sebuah pelukan terhangat yang pernah Seohyun rasakan dalam hidupnya. “Kyuhyun.. Kau?” Seohyun tak percaya. Namun Seohyun tak peduli, ia segera membalas pelukan Kyuhyun. “Saranghaeyo Seohyun-ah...” ucapnya lalu mengecup pipi Seohyun lembut. Seohyun melongo, namun dalam hati ia sangat sangat sangat bahagia. ‘Terimakasih Tuhan,’ batin Seohyun sambil tersenyum.
***
“Kau ke mana saja kemarin? Kami bertiga mencarimu,” Tiffany membuka percakapan di taman depan kampus saat itu.
“Eumm~ aku pergi..” jawab Seohyun sedikit gugup.
“Kemana?” Yoona dan Yuri menimpali.
“Ada deh...” jawab Seohyun sambil tersenyum. Mereka bertiga melengos.
“Hey lihat! Siapa namja itu?! Sepertinya murid baru!” Tiffany menunjuk seorang namja yang kini tengah berjalan ke arah mereka sambil jingkrak-jingkrak. Tiffany, Yoona, dan Yuri segera merapikan pakaian mereka. Sementara Seohyun hanya tersenyum penuh arti. Di sepanjang jalan, yeoja-yeoja tak henti-hentinya meneriaki namja itu. Semua terperangah, mereka semua menyangka bahwa namja itu adalah murid baru. Kini namja itu semakin mendekat kepada Seohyun pastinya. Ketiga sahabat Seohyun dan orang-orang di sekitar mereka terkejut. Mereka semakin menyipitkan mata mereka, untuk memastikan siapa namja itu.
“I.. itu.. Cho.. Cho..” Tiffany menunjuk-nunjuk namja itu tak percaya.
Kyuhyun tersenyum lalu meraih tangan Seohyun, “Mulai sekarang, Seo Joohyun adalah milik Cho Kyuhyun!” seru Kyuhyun lantang tanpa rasa malu sedikitpun.
Pipi Seohyun bersemu merah, ia mencubit lengan Kyuhyun pelan, “Aish! Kau ini!” Seohyun berbisik.
Sementara itu, terlihat dari tangga Victoria tengah menangis sambil tersenyum, “Baiklah Kyu, kalau itu yang membuatmu bahagia...”
Semua orang menatap pemandangan di depan mereka tanpa berkedip sekalipun.
♥ END ♥
0 comments
Posting Komentar